Petirtaan Kendedes Watugede terletak di Desa Watugede Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.Petirtaan ini letaknya 2km arah ke Timur dari Candi Singosari. Tepatnya 200m di sebelah Timur Stasiun Kereta Api Singosari.Petirtaan watugede adalah tempat pemandian Raja & Putra-Putri Raja pada zaman Kerajaan Singosari (1222-1292) pada zaman pemerintahan Ken Arok.Petirtaan ini ditemukan pada tahun 1925 oleh seorang arkeologi Belanda
Petirtaan ini terdiri dari satu kolam kira-kira panjangnya 30m dengan lebar sekitar 10m, kedalaman 1,5m. Tempat petirtaan ini sangat indah dan teduh terletak dilereng pegunungan sehingga udaranya masih asli dan sejuk. Keunikan
dari petirtaan ini adalah keluarnya air jernih dari mulut arca, dan
mengalir tidak ada hentinya, terus menerus sampai sekarang. Sumber yang mengalir ke kolam ini berasal dari 2 mata air yang muncul dari bawah pohon Loh dan Beringin yang berada dipojok kolam.Keberadaan kolam pemandian ini dahulu kala berada 1 komplek didalam taman kerajaan.Ini berarti lokasi Istana tidak jauh dari kawasan ini, meski saat ini belum diketahui secara pasti letaknya
Dipojok kolam terdapat sumber/sumur dengan mata air yang besar dan jernih.Disebelah sumur, tepatnya dibawah pohon Loh ada tempat untuk meletakkan sesaji yang dinamakan “Pelinggih”.Pelinggih ini tempat orang yang datang meletakkan sesaji sebelum memohon airnya/mandi. Banyak orang yang datang ke sumur ini untuk mandi/sekedar cuci muka mengharap berkah kecantikan dan awet muda.Konon katanya kalau mandi disini bisa awet muda dan memancarkan kecantikan seperti kendedes.Dipojok kolam ini juga tepatnya dibelakang sumur dulu juga terdapat Goa yang berfungsi untuk tempat berlindung bagi putra-putri raja jika sewaktu-waktu terjadi bahaya, namun Goa ini sekarang ditutup.
Menurut cerita bapak juru kunci setelah raja dan putra – putri raja mandi di petirtaan ini selesai langsung menuju candi Sumberawan kira-kira 7km dari petirtaan watugede, tepatnya sebelah barat Candi Singosari
Petirtaan watugede ramai dikunjungi wisatawan pada hari-hari libur.Sebagian wisatawan yang berkunjung adalah pelajar dan mahasiswa yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang peninggalan – peninggalan kuno.Setiap bulan yang datang ke petirtaan ini rata-rata 1000 orang. Bagi pengunjung yang datang ketempat ini tidak dikenakan biaya cukup mengisi buku tamu saja